Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru mengimbau seluruh masyarakat Riau mewaspadai suhu ekstrem yang terjadi kini.
Diperkirakan, suhu yang melebih batas maksimum untuk Riau ini terjadi sampai 12 Mei mendatang.
Akibatnya, 110 titik api (hot spot) sudah terpantau satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18 BMKG dan membuat udara panas makin berasap di Riau.
Kondisi suhu udara tertinggi terjadi Ahad (8/5) lalu yang mencapai 36,5 derajat Celsius. Itu suhu tertinggi di Pekanbaru dalam tiga tahun terakhir. Senin (9/5), suhu sedikit turun jadi 36,0 derajat Celsius.
‘’Kondisi ekstrem ini kita prediksi mencapai puncaknya hingga 12 Mei mendatang. Terjadi akibat badai tropis di wilayah Filipina, yang menghambat pembentukan awan hujan dan membuat sebagian massa udara tertarik ke wilayah badai,’’ kata Kepala Staf Analisa, Marzuki didampingi staf analisa Warih Budi Lestari di stasiun BMKG, Senin (9/5).
Disebutkan Warih, untuk temperatur suhu maksimal Ahad (8/5) kemarin terpantau di pukul 19.00 WIB mencapai 36,5 derajat Celsius (sedang pantauan pukul 16.00 WIB baru sekitar 36,3 derajat Celsius).
‘’Pada 2009 suhu tertinggi 35,4 derajat Celsius terjadi pada Mei. Pada 2010 suhu tertinggi 36,3 derajat Celcius terjadi pada Oktober. Semuanya akibat kasus yang sama yaitu badai tropis,’’ jelasnya.
Sedang untuk 2011, rekap suhu ekstrem dari bulan ke bulan meningkat. Pada Januari, suhu tertinggi 33,5 derajat Celsius (normal), Februari 35,5 derajat Celsius (ekstrem), Maret 34,6 derjat Celsius (dekati ekstrem), April 35,4 derajat Celsius (ekstrem) dan puncaknya terjadi di Ahad (8/5) lalu melebihi batas wajar 36,5 derajat Celsius.
‘’Untuk Riau, suhu yang dianggap ekstrem itu di atas 35 derajat Celsius. Sedang normalnya antara 32-33 derajat Celsius,’’ ungkap Warih. Badai ini, ujarnya tak hanya mempengaruhi suhu, tapi juga angin. Kondisi angin kencang pada lapisan atas Riau rata-rata 10-20 knot yang menyulitkan pembentukan awan hujan.
‘’Saat ini untuk Riau sudah masuk kemarau, tapi dengan adanya badai tropis membuat kondisi makin kering. Dengan kondisi ini kita mengimbau untuk mewaspadai suhu ekstrem dan waspada kebakaran hutan dan lahan. Apalagi Riau rawan penyulutan api,’’ jelasnya.
Ditambahkan Marzuki, perkiraan awal musim kemarau di Riau pada 2011 berkisar antara Mei dekade I (pekan pertama) sampai dengan Juni dekade II, dan sifat umumnya normal atau sama dengan rata-ratanya.
Saat ditanya apa temperatur suhu yang terpantau di stasiun Pekanbaru dengan 12 kabupaten/kota lainnya sama, Warih menjawab tidak. Sebab untuk Riau ada tiga stasiun pengamatan cuaca, yaitu di Pekanbaru, Rengat (Inhu) dan Pelalawan.
‘’Namun secara keseluruhan, apa yang dikeluarkan dari stasiun Pekanbaru bisa saja sama, tapi ada juga bedanya,’’ ungkapnya.
110 Titik Api
Akibat ekstremnya suhu, penyulutan titik api makin mudah terjadi. Jika sebelumnya hanya ditemukan 49 titik api, pada Senin (8/5), khusus di Riau ada 110. Untuk Sumatera secara keseluruhan terpantau 136. Sebanyak 110 titik ada di 10 kabupaten yakni Rokan Hilir 36, Rokan Hulu 6, Dumai 5, Bengkalis 13, Siak 13, Kampar 10, Pelalawan 21, Inhu 1, Inhil 1 Kuansing 4. Sementara untuk Pekanbaru dan Meranti nol. Untuk Sumatera lainnya, Aceh 3, Sumut 12, Sumbar 3, Jambi 6, dan Sumsel 2.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau Fadrizal Labay mengatakan, pemicu timbulnya hot spot karena sudah masuk musim kemarau. Di samping itu juga ada indikasi terjadinya kebakaran lahan.
‘’Kami belum menyimpulkan timbulnya hot spot ini akibat kebakaran lahan,’’ kata Fadrizal. Dari data yang diterima BLH selama dua hari ini, jumlah hot spot menunjukkan kenaikan dua kali lipat, dan yang terbanyak ditemukan di Rohil.
Ini membuat BLH berkoordinasi agar jangan menimbulkan dampak lebih parah, yaitu kebakaran lahan yang menimbulkan pencemaran udara. Karena jika sampai ini terjadi tentu akan menyebar luas. Untuk lahan gambut, diharapkan masyarakat lebih berhati-hati agar tak terjadi kebakaran.
‘’Koordinasi yang dilakukan itu membuat daerah terus siaga dan hendaknya segera melakukan tindakan cepat,’’ katanya.
Kebun Terbakar
Meningkatnya suhu mulai berdampak pada terjadinya kebakaran di puluhan hektare kebun sawit lahan gambut di kawasan Tanjung Putus Pangkalankerici. Kawasan ini terbakar, Senin (9/5).
Api diduga berasal dari kegiatan areal land clearing (pembersihan lahan) pada salah satu lahan milik warga dekat jalan lintas Tanjung Putus yang merembet ke arah perkebunan kelapa sawit.
Menurut warga setempat, kebakaran mulai terjadi sejak Ahad (8/5), namun tak adanya upaya pemadaman membuat api membesar dan tak terkendali.
Pantauan Riau Pos pada Senin (9/5) petang, warga setempat bahu-membahu memadamkan api untuk menyelamatkan kebun mereka. Tapi rendahnya kadar air di gambut tebal serta minimnya peralatan yang digunakan warga, membuat usaha pemadaman nyaris tak membuahkan hasil. Apalagi, lahan yang terbakar kebanyakan hamparan gambut tebal.
Sejumlah warga terlihat membuat penghambat api dengan mengupas lapisan gambut selebar dua meter mengelilingi kebun sawit. ‘’Ini namanya landing api, gambut dikupas supaya api tak lewat. Kalau mau lebih aman, landing ini nanti disiram air sampai basah,’’ tutur seorang pekerja kebun, Rahmat (45).
Kelompok warga lainnya tampak memadamkan api dengan mesin merek Robin, ember dan pompa pestisida. Dengan cara ini warga berhasil memperlambat pergerakan api. Namun jika ingin lebih aman, mereka harus tetap menjaga api siang malam hingga benar-benar padam.
‘’Dari kemarin kami jaga sampai malam, takutnya kalau ditinggal apinya hidup,’’ ujar seorang warga dari sebuah kelompok tani Rantau Baru Bawah.
Bantuan pemadaman baru datang Senin siang dari tim Damkar Pol PP Pelalawan. Pol PP mengerahkan satu unit truk Damkar dan beberapa unit pompa air yang mudah dipindahkan, ke lokasi kebakaran. Komandan tim Damkar Pol PP Nur Asril SH mengatakan, pemadaman sulit dilakukan karena medan cukup berat. Meski demikian pihaknya akan terus bertahan membantu warga guna menghindari kerugian lebih besar.
‘’Selagi mobil Damkar bisa masuk kita akan terus bekerja. Tapi kalau tak ada jalan mobil, tentu tak bisa dipadamkan,’’ ujar Nur Asril. Ia memperkirakan luasan lahan yang terbakar mencapai lebih dari sepuluh hektare.
Warga Dilarang Membakar
Terkait suhu ekstrem, warga Kabupaten Siak dilarang membakar, baik untuk membuka lahan perkebunan atau membakar hutan untuk kepentingan lain.
‘’Memang dalam dua hari ini suhu udara di daerah kita cukup tinggi. Makanya jika ada lahan terlantar dan kondisinya semak, tentu sangat mudah tersulut api. Kita berharap masyarakat jangan sampai membakar, karena dampaknya sangat besar bagi lingkungan,’’ tegas Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Siak Drs H Nuzirwan Aziz.
Ia menyebutkan, data yang diperoleh dari BMKG Riau, sampai 8 Mei, ada 60 titik api di Sumatera, 49 di antaranya di Riau dan dua di antaranya di Siak. Sedang sisanya merata di seluruh kabupaten/kota se-Riau.
Melihat data ini, tentu pihaknya cukup mewaspadai dan sesuai surat edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Gubernur Riau, pihaknya sudah menyampaikan imbauan ke pihak kecamatan dan desa terkait membuka kebun dengan cara membakar. Karena ke depan diperkirakan musim kemarau akan cukup panjang. Kalau melanggar, ancamannya penjara.
Menurutnya, untuk menegakkan hukum bagi pembakar lahan dan hutan, pihaknya sudah bekerja sama dengan kepolisian dan Manggala Aghni sudah turun ke lapangan. Untuk mengatasi masalah kebakaran lahan dan hutan, pihaknya juga sudah minta mengaktifkan Masyarakat Peduli Api (MPA) di Siak. Karena untuk tingkat kecamatan sudah terbentuk dan tingkat desa ada yang belum. Untuk desa yang rawan kebakaran, akan segera dibentuk.
Iwan merinci, selama Januari-Mei 2011, ada 31 titik api di Siak. Rinciannya; Januari 1, Februari 19, Maret 8, April 7, Mei 7. Titik api terakhir ditemukan di Desa Tumang, Kecamatan Siak dan Kecamatan Kandis. ‘’Untuk memastikan titik api, kita akan turun ke lapangan,’’ ujarnya.
Karhutla, Pakai Helikopter Perusahan
Kondisi ini juga membuat tim pengawasan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau waspada dan Pemprov melakukan upaya waspada api yang sudah disampaikan ke kabupaten/kota, kecamatan, hingga kelurahan dan desa untuk mencegah jika ada potensi kebakaran.
Itu karena Tim Karhutla Riau tak memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk pemantauan setelah permohonan helikopter ditolak pusat. Meski begitu, jika memang sangat perlu, beberapa perusahaan yang memiliki helikopter bisa digunakan untuk memantau.
‘’Bantuan pusat untuk Riau terkait helikopter ditolak. Tapi jika memang penting, tentu perusahaan yang beroperasi di Riau dan memiliki helikopter dengan ikhlas akan membantu. Yang jelas kini seluruh elemen harus meningkatkan kewaspadaan kebakaran lahan dan hutan,’’ ujar ketua Tim Karhutla Riau yang juga Wagubri, HR Mambang Mit.
Menurutnya, pemantauan dilaksanakan dari desa. Mereka bisa mengambil tindakan seperlunya untuk mengatasi Karhutla. Jika diindikasikan akan terjadi kebakaran dan desa tak mampu mengatasinya, lapor ke kecamatan dan seterusnya. Hingga kini laporan yang masuk baru berupa hot spot di beberapa daerah yang jumlahnya memang memprihatinkan.

SURAT RIAU UNTUK INDONESIA dear Yth. presiden RI bapak Susilo Bambang Yudhoyono yg sebentar lagi akan habis masa jabatannya. titik api di sekitar kami bukanlah simbol kmarahan Allah, tp simbol keserakahan dan bukti ketidakpedulian negara. Bapak mau kesini skarang ? bandara di tutup pak, lagipun tak ada anak skolah yg menyambut bapak, skolah di liburkan. Mau menempuh jalan darat? bahaya pak, asap tebal tidak bagus untuk kesehatan bapak dan ibu ani. Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidakberdayaan kami di sini. Kami pasrah, mungkin ini kehendak Allah. Bagi sodara/i kami di daerah lain, kami sangat berterima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan. Berita dari TV one katanya pekanbaru sudah tidak layak huni lagi karena 5% udara yg bersih yang bisa di hirup. Innalillah ~..Pray for Riau.. pemerintah pusat sudah tidak peduli pada kami.Hari ini puncaknya 6jt rakyat Riau terkena kanker paru-paru, terutama anak-anak. Sepertinya lebih peduli pada pesawat jatuh dari pada nasib 6jt rakyat Riau. Padahal Riau salah satu penyumbang devisa terbesar negara. tolong sebarkan karena media TV dan Koran tidak banyak memberitakan, terlalu sibuk dengan pesawat malaysia yang jatuh. Hanya doa yg bisa kami harapkan, sebelum rakyat Riau mati pelan-pelan & lari disini. karena kita peduli INDONESIA
0 komentar:
Posting Komentar